Kamis, 20 Oktober 2016

Contoh puisi dari nama sendiri (tugas bahasa indonesia)

Hai cingu ^^
Baru mau mulai mencoba nulis blog lagi setelah lama hilang. Aku pernah nyoba bikin dan itu waktu tahun 2013 ~ it so long time ~
Ada pelajaran yang aku paling susah ngerti. Aku tuh paling ga bisa yang namanya Bahasa Indonesia :(
Kalo di suruh milih ngerjain tugas bahasa indonesia atau matematika, yakali aku pasti langsung milih matematika :D

Minggu lalu, guru bahasa indonesia ngasih tugas di suruh bikin puisi yang tiap awal baris harus dari nama kita. Dan tarraaa, aku berhasilll (yesss!!!)

Bagi kalian yang masih kesulitan bikin puisi dari nama sendiri, nih aku kasih contoh punya aku. Tapi agak melow melow drama gitu puisi yang aku bikin. Hahaha. 

RINDUKU
Aku sendiri disini
Nantikan kau yang tak ada disisi
Zona kenangan temani aku sendiri
Ingatkan aku bahwa semua hanya ilusi
Lantaran kau yang tak kunjung kembali

Aku kau tinggalkan disini
Lagi-lagi sendiri
Ada sosokmu masih membekas dihati
Iba, menusuk relung hati tanpa henti
Namun kau tak akan pernah kembali
Aku disini, masih dengan rinduku. Sendiri

Gitu aja sih puisi yang bisa aku bikin. Ya walaupun absurd bgt sumpah :')
Doain ya.. minggu depan puisi ini bakal aku baca di depan kelas :'(((((

Gitu aja dari aku. Dah ~~

Sabtu, 18 Mei 2013

Macam macam zat Aditif

hay salam kenal dariku ya.
ini postingan pertamaku :)
kali ini aku akan mencoba berbagi ilmu kepada kalian semua
aku masih siswi SMP kelas 8



·                    Macam-Macam Zat Aditif

Berdasarkan bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua jenis, yaitu:
1. Zat Aditif Alami
merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun salam, daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, dan asam. 


2. Zat Aditif Sintetis (Buatan)
merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat yang diperoleh dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang negatif terhadap kesehatan tubuh. Beberapa bahan makanan yang termasuk ke dalam zat aditif sintetis diantaranya formalin, Monosodium Glutamat (MSG), formalin, dan sakarin. 



   Biasanya, zat aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan dengan zat aditif alami. Karena pada proses pembuatan zat aditif sintetis memerlukan serangkaian proses kimia yang terkadang mengalami proses kimia yang tidak sempurna sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap tubuh konsumen.

Beberapa fungsi zat aditif yang ditambahkan pada makanan di antaranya:
1.            Meningkatkan kandungan gizi pada makanan.
2.            Menjaga kualitas dan tekstur makanan sehingga tetap terlihat segar.
3.            Menjaga agar makanan dapat tahan lama.
4.            Memberikan warna pada bahan makanan sehingga terlihat menarik.
5.            Memberikan rasa sedap pada makanan.
6.            Memberikan aroma yang khas pada makanan.

Zat Aditif Dalam Makanan

A. Pengertian Zat Aditif Makanan

Zat aditif makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai.

B. Fungsi zat aditif makanan

(1)          Memperbaiki kualitas atau gizi makanan,
(2)          Memperbaiki tampilan makanan, membuat makanan tampak lebih menarik,
(3)          Meningkatkan cita rasa makanan,
(4)          Membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk.

C. Pengelompokan Zat Aditif berdasarkan Cara Memperoleh

(1)          Zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat,
(2)          Zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.

D. Pengelompokan Zat Aditif berdasarkan Fungsi

1. Zat Pewarna
digunakan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya.

a) Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah dari wortel.


b) Zat pewarna sintetis, dibuat dari bahan-bahan kimia. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama. Zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker).
Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dyedan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produk-produk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak.

Pewarna tambahan, baik alami maupun buatan, digunakan dalam industri makanan karena berbagai alasan, di antaranya untuk:
  • mengimbangi pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan kelembaban
  • memperbaiki variasi warna
  • menguatkan warna yang terjadi secara alami
  • mewarnai bahan makanan yang tak berwarna
  • membuat makanan lebih menarik sehingga mengundang selera

2. Zat pemanis

kita dapat membedakan, zat pemanis :
Zat Pemanis, berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman.

a) Zat pemanis alami, diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren ataupun pada buah-buahan dan madu, berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan.



b) Zat pemanis buatan atau sintetis, tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami.
Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.

Pengaruh zat pemanis :
• Memperbaiki penampilan produk
• Kondisi bahan-bahan yang tidak stabil / tahan lama
• Menekan ongkos produksi

3. Zat pengawet
kita dapat membedakan, zat pengawet:
Zat Pengawet, sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur.

a) Zat pengawet alami, berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.

b) Zat pengawet sintetis atau buatan,
merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan.


Zat pengawet lainnya yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah.Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Ada juga boraks, Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal dan hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks dapat menimbulkan gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit; gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat; terjadinya komplikasi pada otak dan hati; menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.

Pengawet buatan.
    
Dampak Negatif Bahan Pengawet
Peredaran bahan pengawet saat ini sangat tak terkendali, terlebih bahan pengawet yang bernama formalin dan borak. Banyaknya masyarakat yang tidak tahu akan dampak negatif dari bahan-bahan tersebut menambah leluasanya barang itu bredar disekitar kita. Terlebih tidak adanya lagi pengawasan yang ketat. Disini akan saya terangkan sedikit tentang dampak atau efek bagi kesehatan manusia bila mengkonsumsi produk pangan yang tercemar oleh formalin atau bahan pengawet bahan makanan lainnya.
Efek akut berupa tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.

Efek kronis berupa timbul iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada. Bila dikonsumsi menahun dapat menyebabkan kanker.


    4. Zat penyedap rasa
kita dapat membedakan, zat penyedap rasa:
a   a)    Zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, misalnya: daun pandan, daun salam, daun jeruk untuk pewangi. Potongan-potongan tulang untuk rasa daging. Sari buah memiliki rasa buah.

b) Zat penyedap cita rasa yang berasal dari hasil sintesis:
 (a) Oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini
 (b) Etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan
 (c) Amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;
(d) Amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.

Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau MSG (mononatrium glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut dikenal dengan beragam merek dagang, misalnya Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco, Maggi, dan lain sebagainya. MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani. Daging, susu, ikan, dan kacangkacangan mengandung sekitar 20% asam glutamat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung asam glutamat akan terasa lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa, tetapi dapat membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam itu disebut dengan taste enhancer (penegas rasa).

Suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi. Seringkali suatu zat aditif, khususnya yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan.



tentang penulis
Anzil Alaina